Perlengkapan Pakaian Adat Sumatera Barat untuk Laki-Laki dan Perempuan

Membahas mengenai Minangkabau, tidak hanya soal masakannya saja yang lezat dan meluas di berbagai daerah. Selain itu, pakaian adat masyarakat Tanah Minang juga menarik untuk dikenali dan syarat akan simbolisasi. Walaupun bukan keturunan Minang, tidak ada salahnya belajar tentang pakaian adat Sumatera Barat tersebut, bukan? Dengan begitu, dapat semakin mencintai keberagaman di Indonesia.

Perlengkapan Pakaian Adat Sumatera Barat untuk Perempuan

  • Tingkuluak atau Tengkuluk

Tingkuluak adalah hiasan yang dikenakan di bagian kepala. Bentuknya sedikit runcing, dan memiliki dua cabang, persis menyerupai kepala kerbau yang bertanduk atau atap rumah gadang.

 

  • Baju Batabue

Ciri khas dari baju adat ini adalah warnanya yang keemasan karena menggunakan benang yang memang warnanya keemasan. Baju Batabue dihiasi dengan motif khas Sumatera.

 

  • Lambak

Dalam adat minang, perempuan juga mengenakan sarung khusus yang disebut lambak untuk membuat penampilannya lebih sopan dan anggun. Motifnya beragam, dan dapat dikenakan pada bagian depan atau belakang.

 

  • Salempang

Bentuk dari salempang menyerupai jenis selempang pada umumnya, dan dikenakan pada bagian bahu. Agar mempercantik penampilan, aksesoris seperti gelang dan kalung pun dipakai oleh perempuan Minang.

Perlengkapan Pakaian Adat Sumatera Barat untuk Laki-Laki

  • Destar atau Deta

Penutup kepala khas Minang untuk laki-laki disebut dengan destar atau deta. Bentuk umum dari destar adalah adanya kerutan pada bagian tertentu. Namun, tiap-tiap daerah memiliki kekhasan sendiri. Selain itu, bentuk destar juga dibedakan berdasarkan kedudukan sosial yang dimiliki oleh pemakainya.

 

  • Baju Hitam

Jenis kain yang digunakan untuk membuat baju hitam adalah kain beludru yang tentu saja berwarna hitam. Ciri khas dari baju adat ini adalah dihiasi oleh semacam bordiran pada bagian lengan yang terbuat dari benang makau, dan dalam ukuran yang berbeda-beda.

 

  • Sarawa

Pakaian bagian bawah yang berupa celana dalam adat Minang disebut Sarawa. Bentuk celananya cukup lebar mulai dari bagian betis hingga paha dan ukurannya panjang. Bentuk Sarawa bukan tanpa alasan karena sebagai simbol dari kebesaran dan tanggung jawab yang dipikul laki-laki.

 

  • Cawek atau Ikat Pinggang

Seperti halnya ikat pinggang pada umumnya, cawek dalam adat Minang dikenakan pada bagian pinggang. Bedanya, cawek dibuat dengan menggunakan kain sutera dan harus dibentuk dalam lebar yang sama. Selain itu, pada bagian ujung cawek diberi jumbai dan hiasan yang berupa pucuk rebung.

 

  • Sandang

Selempang pada pakaian adat laki-laki Minang disebut dengan sandang yang dikenakan pada bagian bahu. Berbeda dengan salempang perempuan yang cenderung dibuat lebar, sandang laki-laki memiliki ukuran dibuat lebih kecil. Umumnya, warna yang dipilih adalah merah dengan benang makau sebagai hiasannya.

 

Pakaian Adat Minang juga ramai oleh berbagai perhiasan. Khusus untuk perempuan, biasanya menggunakan galang atau gelang, cincin, dan dukuah atau kalung dengan berbagai motif seperti manik pualam/daraham. Sedangkan untuk laki-laki, biasanya menyelipkan keris di bagian pinggang, dan membawa tongkat pendek sebagai simbol kepemimpinan. Apakah tertarik mencoba mengenakan pakaian adat warga Minang?

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *